Bagi seorang pria,
ucapan yang dikeluarkan menjadi pantangan untuk ditarik kembali. A adalah A, B
adalah B. Hal ini bisa disebut sebagai prinsip. Sebuah prinsip yang harus
dimiliki dan dipegang teguh oleh seorang pria.
Jika kita berbicara prinsip, saya agak heran dengan
keputusan PSSI dalam meralat syarat verifikasi agar bisa bermain di kompetisi
Indonesia Super League musim 2014 nanti. Seperti yang telah diketahui bersama,
syarat-syarat tersebut adalah finansial (terbebas dari hutang), pembinaan usia
muda, legal, administrasi dan insfrastruktur.
Namun setelah menyelenggarakan rapat Exco pada hari Selasa
(10/12) kemarin, PSSI menyatakan telah mengurangi syarat verifikasi dari 5
poin, menjadi 2 poin prioritas saja. Dua aspek verifikasi tersebut adalah
finansial (bebas dari hutang) dan insfrastruktur (kelayakan stadion).
Pertimbangan PSSI adalah jika tetap memakai 5 syarat
verifikasi, maka semua klub tidak akan bisa lolos verifikasi. Akan tetapi hal
ini menjadi tanda tanya besar tersendiri karena tujuan verifikasi adalah agar
klub bisa profesional dan namun disisi lain PSSI telah bertindak tidak
profesional dengan mengurangi 3 aspek verifikasi. Selain terjadinya ketidak-profesionalan
PSSI, juga terkesan terburu-buru dan memaksakan diri dalam penyelenggaraan
liga.
Jika PSSI ingin
memprofesionalkan klub-klub yang ada di Indonesia, maka PSSI pun harusnya
bersikap profesional. Yang ditakutkan adalah nantinya terjadi diskriminasi dan
menjadi permasalahan lanjutan dari keputusan PSSI ini.
Andai memang tidak semua klub lolos verifikasi, maka PSSI
harusnya memberi tenggat waktu tambahan agar klub-klub bisa menyelesaikan 5
aspek verifikasi, dengan catatan PSSI harus memberi alasan kepada masing-masing
klub poin mana saja yang harus diperbaiki.
Keputusan terburu-buru ini mau tidak mau menjadikan PSSI
terkesan tebang pilih karena ada beberapa klub yang harusnya tidak lolos
verifikasi, namun dinyatakan lolos. Malahan, dari 2 aspek prioritas yang
kemudian mejadi patokan PSSI, masih ada klub yang bisa dengan bebas lolos
verifikasi padahal klub tersebut jelas-jelas tidak lolos salah satu dari 2 poin
prioritas tersebut.
Kerjasama yang dijalin antara PSSI dengan Liga Spanyol (LFP)
terkesan mubazir karena PSSI sendiri tidak bisa bertindak tegas, sebelum liga
dimulai.
SAVE PSSI!!